Selasa, 11 Desember 2007

Membangun manusia

Sea Games Bangkok XXIV sudah setengah jalan, Indonesia masih di urutan 6, di urutan pertama ada Thailand dengan perolehan emas 5 kali lipat dari Indonesia, hal yang tidak terbayangkan belasan tahun yang lalu. Timnas sepakbola lolos semifinal saja tidak.
Berapa sering anda mendengar orang bilang, “kok susah banget sih cari 11 orang yang jago main bola dari 200 juta orang Indonesia.” Coba telusuri latar belakang atlet-atlet kita, ada berapa banyak pilihan didepan mereka ketika hidup memaksa mereka memilih jalannya.

Anak-anak memiliki bakat untuk unggul di satu, dua atau lebih bidang, tapi mereka butuh dibantu untuk mencari bakatnya, berapa banyak orang tua yang benar-benar membuka kesempatan pencarian bakat anak tanpa motif ekonomi. Mungkin anak kita berbakat menjadi pelembar lembing, atau tolak peluru, peternak sapi atau pemain sirkus. Tapi apa iya orang tua mapan mengijinkan anaknya kursus akrobat, lagipula kursus macam ini belum pernah saya tahu, kalau kursus sulap ada.

Akhirnya pencarian bakat melulu berdasarkan motif ekonomi dan status, Sanggar menyanyi, menari, akting laku karena penting untuk membuka jalan menjadi selebritis.
Star search di TV diikuti puluhan ribu orang yang ingin jadi artis. Jadi Seleb adalah pilihan cita-cita yang populer, sama seperti pilot, dokter dan insinyur.

Tidak ada yang salah dengan itu, tapi alangkah hebatnya sebuah bangsa kalau 200 juta orang menjadi unggul dibidangnya dan hidup cukup dengan keunggulannya. Tapi itu gambaran ideal, kenyataanya nelayan yang unggul hidup miskin karena solar mahal dan tidak disupport industri perikanan yang tangguh. Petani yang unggul tidak punya tanah dan pasar yang menguntungkannya. Calon atlit yang hebat kurang gizi karena ia anak nelayan unggul miskin tadi dan dan saya mungkin berbakat jadi koki bukannya jadi pegawai. Ini semuanya tentang kesempatan.
Manusia sebagai pelaku kehidupan harus dibangun, di dunia di mana tujuan adalah panglima maka segala cara menjadi halal. Padahal cara menurut saya lebih penting dari tujuan, karena disanalah terletak karakter, integritas, moral dan kehormatan manusia. Pembangunan manusia terletak di keluarga, di sekolah, di masyarakat di Negara. Di lagu Indonesia Raya sudah diamanatkan. ”Bangun lah jiwanya, bangun lah raganya untuk Indonesia raya”. Bakat yang dimaksimalkan + Karakter hebat = Manusia Unggul, agregatnya tentu adalah bangsa yang maju.