Selasa, 18 Desember 2007

Mengenal Tuhan

Kawan TLT mengajak saya berpikir, apakah Tuhan itu untuk ditakuti atau dicintai? Berusaha mengenal Tuhan adalah kecenderungan. Sengaja atau tidak sehari-hari kita mungkin menjelajah dunia sufi. Ini pencarian seumur hidup.

Dalam Islam, jalan mengenal Allah SWT bisa dari memahami sifatnya (asmaul husna). Sama seperti kosmos ciptaannya, sifat-sifat Allah SWT kelihatannya paradoksal. Ia menciptakan surga dan neraka, Ia maha pemaaf tapi juga penghukum. Saya sebenarnya mau coba menguraikan kenapa nya? tapi Ilmu saya belum apa-apa, ada yang merekomendasikan bukunya Sachiko Murata "The Tao of Islam". Edisi Indonesia Kt Pengantar: DR. Ratna Megawangi. Penerbit: Mizan. saya belum baca sih, idenya mungkin bisa dilihat pada artikel ini yang ditulis oleh orang yang sama

Rabiah Al Adawiyah adalah sufi yang sangat mencintai Allah, sampai-sampai ia berdoa ( ini saya quote dari wikipedia)

"O Allah! If I worship You for fear of Hell, burn me in Hell,
and if I worship You in hope of Paradise, exclude me from Paradise.

But if I worship You for Your Own sake,
grudge me not Your everlasting Beauty.”

Minggu, 16 Desember 2007

World XI FIFPro VS Budgepp's Winning Eleven


Para professional sepakbola telah memilih Kaka sebagai pemain terbaik dunia, dan 11 pemain terbaik di posisi nya masing-masing. Saya akan coba memilih 11 pemain alternatif pola 4-4-2 yang saya yakin bisa mengalahkan 11 pemain pilihan FIFPRO kalau mau diadu di pertandingan.

FIFPRO Federation of International Football Professionals Best 11 List (2006/2007):

Gianluigi Buffon (ITA/Juventus);
Alessandro Nesta (ITA/Milán),
Fabio Cannavaro (ITA/Real Madrid) ,
John Terry (ENG/Chelsea),
Carles Puyol (SP/Barcelona);
Cristiano Ronaldo (POR/Manchester United),
Kaká (BRA/Milán),
Steven Gerrard (ENG/Liverpool);
Lionel Messi (ARG/Barcelona),
Didier Drogba (IC/Chelsea),
Ronaldinho (BRA/Barcelona).

11 pemain pilihan saya dengan pola 4-4-2 adalah.

Petr Cech (Cze/Chelsea)
Phillip Lahm (Ger/FC Bayern)
Rio Ferdinand (Eng/Manchester United)
Sergio Ramos (Spa/Real Madrid)
Kolo Toure (IC/Arsenal)
Andrea Pirlo (Ita/AC Milan)
Francesco Totti (Ita/AS Roma)
Wesley Sneijder (Ned/Real Madrid)
Joe Cole (Eng/Chelsea}
Thierry Henry (Fra/Barcelona)
Wayne Rooney (Eng/Manchester United)

Dari pilihan saya di atas Kolo Toure, Wesley Sneijder dan Joe Cole tidak ada di 55 pemain dalam shortlist FIFPro, sedang kan Totti dalam list adalah striker tapi saya lebih cenderung menempatkan menjadi attacking midfielder, kalau ada yang mau bikin friendly match nya pasti ok tuh.

Jumat, 14 Desember 2007

Nama

Jauh sebelum anak lahir para orang tua sudah sibuk mencari nama yang indah untuk sang jabang bayi, tidak jarang masalah nama bisa jadi bahan perdebatan antara suami istri.
Pencarian nama ini bisa berlansung berbulan-bulan lamanya, dari buku, internet sampai lembar pengumuman UMPTN. Perenungannya bahkan sangat intens sampai jauh larut malam. Dari berbagai sumber dan melalui proses yang melelahkan kita mencoba mencari nama terbaik yang bisa kita beri untuk anak, karena anak berhak mendapatkan nama yang baik.
Nama biasanya juga kompromi dari suami istri kakek dan nenek, kadang-kadang om dan tante juga ikut kontribusi. Kalau sudah begini kecil sekali kemungkinan si jabang bayi mendapatkan nama yang buruk. Nama yang unik nggak apa-apa asalkan artinya indah. Saya tidak tahu latar belakang nama sang manager, mungkin dari bahasa tertentu yang artinya sangat indah.

Selasa, 11 Desember 2007

Membangun manusia

Sea Games Bangkok XXIV sudah setengah jalan, Indonesia masih di urutan 6, di urutan pertama ada Thailand dengan perolehan emas 5 kali lipat dari Indonesia, hal yang tidak terbayangkan belasan tahun yang lalu. Timnas sepakbola lolos semifinal saja tidak.
Berapa sering anda mendengar orang bilang, “kok susah banget sih cari 11 orang yang jago main bola dari 200 juta orang Indonesia.” Coba telusuri latar belakang atlet-atlet kita, ada berapa banyak pilihan didepan mereka ketika hidup memaksa mereka memilih jalannya.

Anak-anak memiliki bakat untuk unggul di satu, dua atau lebih bidang, tapi mereka butuh dibantu untuk mencari bakatnya, berapa banyak orang tua yang benar-benar membuka kesempatan pencarian bakat anak tanpa motif ekonomi. Mungkin anak kita berbakat menjadi pelembar lembing, atau tolak peluru, peternak sapi atau pemain sirkus. Tapi apa iya orang tua mapan mengijinkan anaknya kursus akrobat, lagipula kursus macam ini belum pernah saya tahu, kalau kursus sulap ada.

Akhirnya pencarian bakat melulu berdasarkan motif ekonomi dan status, Sanggar menyanyi, menari, akting laku karena penting untuk membuka jalan menjadi selebritis.
Star search di TV diikuti puluhan ribu orang yang ingin jadi artis. Jadi Seleb adalah pilihan cita-cita yang populer, sama seperti pilot, dokter dan insinyur.

Tidak ada yang salah dengan itu, tapi alangkah hebatnya sebuah bangsa kalau 200 juta orang menjadi unggul dibidangnya dan hidup cukup dengan keunggulannya. Tapi itu gambaran ideal, kenyataanya nelayan yang unggul hidup miskin karena solar mahal dan tidak disupport industri perikanan yang tangguh. Petani yang unggul tidak punya tanah dan pasar yang menguntungkannya. Calon atlit yang hebat kurang gizi karena ia anak nelayan unggul miskin tadi dan dan saya mungkin berbakat jadi koki bukannya jadi pegawai. Ini semuanya tentang kesempatan.
Manusia sebagai pelaku kehidupan harus dibangun, di dunia di mana tujuan adalah panglima maka segala cara menjadi halal. Padahal cara menurut saya lebih penting dari tujuan, karena disanalah terletak karakter, integritas, moral dan kehormatan manusia. Pembangunan manusia terletak di keluarga, di sekolah, di masyarakat di Negara. Di lagu Indonesia Raya sudah diamanatkan. ”Bangun lah jiwanya, bangun lah raganya untuk Indonesia raya”. Bakat yang dimaksimalkan + Karakter hebat = Manusia Unggul, agregatnya tentu adalah bangsa yang maju.

Minggu, 09 Desember 2007

MU menang, Arsenal kalah

Minggu yang hebat buat fans United, MU maintain winning streak dan Arsenal menelan kekalahan pertama di musim ini.

-Hapiness is not being afraid-
Roy Keane.

Harga crude naik, terus bagaimana?

Artikel yang menarik, diambil dari website Iluni FEUI. Cara pandangnya mungkin terlalu macro, tidak terlalu mempertimbangkan impact nya ke pelaku ekonomi di level micro dimana term jangka pendek di ilmu ekonomi bisa jadi tidak sebentar dan bisa sangat berat buat rakyat yang paling lemah ekonominya, sampai proses penyesuaian itu terjadi, kuatkah rakyat dan bangsa ini bertahan? Dari pengalaman rakyat kita cukup kuat menerima pukulan-pukulan ekonomi, kita berdoa saja. tapi sekali lagi ini artikel menarik.

Harga Minyak Dunia, Teruslah Melonjak!

Melonjaknya harga minyak dunia hingga mendekati batas psikologisnya tak pelak telah menumbuh kembangkan kegelisahan ditengah khalayak. Beragam solusi pun ditawarkan, dari yang paling rasional hingga irasional. Kekhawatiran semakin menjadi tatkala Hugo Chavez, Presiden Venezuela hendak menyetir OPEC sebagai landasan perlawanan ideologinya terhadap kerakusan Amerika Serikat. Saking paniknya, bermacam ungkapan kekesalan diungkapkan oleh para pengamat hingga akhirnya mendapatkan kambing hitam berupa tingginya laju konsumsi minyak (baca:aktivitas ekonomi). Restriksi konsumsi dipandang perlu, karena hal ini diyakini dapat mengerem laju harga yang sudah diluar kontrol. Pengetatan permintaan pada gilirannya juga dipercaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebagai akibat pembakaran bahan bakar fosil yang sudah diluar batas. Akan tetapi, bukankah pengetatan ini hanya berujung pada terkendalanya pertumbuhan ekonomi? Tepatkah kita mengorbankan pencapaian jangka panjang demi sebuah krisis sesaat?

Restriksi Konsumsi = Impotensi
Dari data yang terpapar selama ini, tren kenaikan harga minyak dunia sepertinya akan terus berlangsung. Sebuah proyeksi harga minyak dunia yang penulis lakukan dalam forum Asia Pacific Initiatives di Keio University Jepang, mendukung adanya dugaan tersebut. Harga minyak dunia diyakini akan segera melewati batas psikologisnya di level US$100/barrel dan akan terus mengangkasa hingga batas-batas yang tentunya membuat jantung berdegup lebih kencang. Lebih lanjut, pertumbuhan konsumsi minyak dunia dianggap memainkan peranan yang sangat penting dalam proses pembentukan harga. Dengan struktur permintaan minyak dunia yang bersifat inelastis (kaku) terhadap kenaikan harga, proyeksi tersebut sangat mungkin untuk terjadi karena struktur permintaan inelastis tersebut menciptakan sebuah momen inersia yang cukup besar hingga laju kenaikan harga minyak dunia yang terjadi saat ini belum mampu untuk menahan laju kenaikan permintaan. Atau dengan kata lain, sebelum adanya energi alternatif yang dapat digunakan secara massif untuk menggantikan bahan bakar fosil, harga minyak dunia dipastikan akan terus membumbung tinggi..

Restriksi konsumsi sangat mungkin untuk bisa berkorelasi dengan melambatnya laju kenaikan harga tetapi hal ini tidak lantas menciptakan kegembiraan yang menjadi-jadi. Dengan adanya restriksi, pelaku ekonomi baik individu maupun industri dipaksa untuk mengurangi aktivitas ekonominya terutama yang berhubungan dengan penggunaan bahan bakar minyak. Restriksi ini, alih-alih menjadi solusi justru menciptakan sebuah permasalahan baru yang mempunyai dampak pada jangka panjang. Dampak yang paling kentara adalah terkendalanya pertumbuhan ekonomi. Meskipun bukan merupakan satu-satunya pembangkit, pertumbuhan ekonomi masih dipandang sebagai syarat perlu dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat. Terbatasnya pertumbuhan ekonomi membatasi terciptanya lapangan kerja baru, terbatasnya lapangan kerja mengakibatkan para pencari kerja kehilangan asa hingga akhirnya berkontribusi terhadap peningkatan angka pengangguran. Para penganggur kemudian menjadi miskin karena tidak adanya sumber pemasukan yang berkesinambungan. Secara agregat hal ini berujung pada hilangnya kesejahteraan. Restriksi konsumsi merupakan impotensi karena hal ini merupakan ganjalan bagi pemberdayaan potensi.

Sebagai tambahan, penundaan konsumsi minyak pada masa sekarang sepertinya tidak akan banyak merubah struktur harga minyak dalam jangka panjang. Dugaan ini merupakan hal yang realistis mengingat bahan bakar fosil merupakan jenis bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui. Sehingga pada masa mendatang, dengan asumsi belum adanya pengembangan energi alternatif, konsumsi minyak akan kembali pada level yang tinggi dan menggiring harga pada level yang terus meningkat.

Sudahi Intervensi
Pertanyaan kini menyeruak, apa yang harus dilakukan untuk menghentikan laju kenaikan harga minyak? jawabannya ternyata tidaklah sulit: diam dan biarkan saja! Jawaban ini sekilas tentunya membuat dahi berkernyit akan tetapi ternyata ini adalah solusi yang paling realistis. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, segala usaha untuk mengintervensi harga melalui pembatasan konsumsi mungkin efektif untuk menahan laju kenaikan harga pada jangka pendek, akan tetapi pada jangka panjang, usaha ini merupakan kesia-sian belaka karena harga akan kembali pada level alaminya.

Dengan membiarkan harga terus naik, memang ada beberapa pengorbanan yang harus dialami. Salah satu bentuk pengorbanan yang tampak jelas adalah terkendalanya ekspansi industri. Patut dicatat, kendala ini hanya akan terjadi dalam jangka pendek karena dengan meningkatnya harga, industri akan dipaksa secara alami untuk mencari bentuk energi alternatif. Dimana dalam jangka panjang, dengan skala ekonomi dari industri yang terus meningkat yang ditandai dengan semakin majunya skala penelitian dan pengembangan, industri akan mampu menggantikan sumber bahan bakar fosil dengan bahan bakar lain yang lebih murah dan bersahabat dengan lingkungan. Proses ini dapat berlangsung meskipun tanpa campur tangan dari pemerintah, karena alat pemaksanya diperoleh secara alami dari harga yang terus meningkat. Tentu ini merupakan kabar baik, tidak hanya bagi proses pertumbuhan ekonomi jangka panjang tetapi juga untuk kesinambungan alam bumi.

Kurva Kuznet
Nicholas Stern, seorang ekonom berkebangsaan Inggris dan mantan pejabat Bank Dunia, pada akhir tahun 2006 menerbitkan sebuah review mengenai perubahan iklim global serta dampak ekonominya. Dalam laporan tersebut, Stern sempat menyinggung tentang kurva kuznet dimana kurva tersebut berbentuk U terbalik (Inverted U Curve). Kurva tersebut secara gamblang mendeskripsikan mengenai hubungan antara tingkat pendapatan perkapita dengan tingkat emisi perkapita. Pada level pendapatan tertentu, semakin besar pendapatan, semakin besar pula konsumsi bahan bakar minyak yang artinya semakin besar kadar emisi yang ditimbulkan. Akan tetapi, kurva tersebut menggambarkan sebuah titik balik, dimana pada level pendapatan yang tinggi, semakin besar tingkat pendapatan, semakin rendah konsumsi bahan bakar fosil yang berujung pada semakin rendahnya kadar emisi yang ditimbulkan.

Dengan landasan teori tersebut, penulis kemudian melakukan sebuah analisa melalui sistem regresi simultan, dimana regresi ini mencoba untuk mengetahui hubungan antara tingkat pertumbuhan ekonomi dunia dengan tingkat konsumsi minyak dan tingkat emisi yang ditimbulkan. Hasilnya ternyata berkesesuaian dengan deskripsi kurva tersebut. Dimana pada jangka panjang, dengan ekonomi dunia yang semakin bertumbuh, tingkat konsumsi minyak dunia dan kadar emisi dunia menjadi semakin rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi justru menjadi juru selamat.

Sejalan dengan logika yang coba dibangun sedari awal, adalah salah untuk melakukan intervensi terhadap konsumsi, karena hal ini akan berlangsung secara alami, seiring dengan kenaikan harga. Kemampuan untuk mengembangkan energi alternatif pada gilirannya meningkat sesuai dengan berkembangnya kemampuan ekonomi dunia. Kesimpulannya, struktur harga minyak dunia yang terus meningkat memiliki efek jangka panjang berupa stabilnya pertumbuhan ekonomi dunia serta berkurangnya kadar emisi gas rumah kaca sebagai konsekuensi dari digunakannya energi alternatif secara masif. Hingga akhirnya, pantaslah kita berharap: Harga minyak teruslah melonjak, demi bumi yang lebih bersih.


Fithra Faisal Hastiadi
Kandidat Master dari School of Media and Governance
Keio University Japan

Jumat, 07 Desember 2007

Qurban, self destructive force, suicidal tendencies

Allah mengatur alam dengan cara yang indah, kelahiran dan kematian bukan hal yang bertentangan. kehancuran dan pembentukan berjalan dengan harmonis. Ikan Salem mengantarkan hidup generasi barunya dengan cara yang heroik sekaligus romantis. Krakatau menghancurkan dirinya untuk digantikan oleh anak krakatau, lebah melindungi koloninya dengan sengat yang cuma bisa digunakan sekali yang menyebabkan nyawanya hilang. dalam dunia serangga ada induk yang menjadi makanan larva yang dilahirkannya. Ada kekuatan penghancuran diri untuk hal yang mulia. Pengorbanan nabi Ismail AS yang bersedia disembelih ayahnya nabi Ibrahim AS kiranya adalah contoh pengorbanan untuk hal yang lebih utama, bahwa cinta yang utama hanya untuk pemberi cinta itu sendiri.

Di kompas 8 desember 2007 hal 36 di halaman khusus UN Climate Change Conference, ada fakta menarik yang diambil dari the live earth, global warming survival hand book.
"Ketahuilah jarak tempuh makanan anda. Apabila satu juta orang beralih ke makanan produksi lokal selama satu tahun, maka kita akan melenyapkan 625 ribu ton CO2."
Sebuah informasi yang seharusnya membuat kita berpikir. Manusia modern hari ini mempunyai banyak keinginan melampaui kebutuhannya. Saya enggan membahasnya, lebih baik untuk kontemplasi sendiri kemudian disusul aksi.

Seperti binatang, manusia juga punya self destructive force, sayangnya lebih banyak bukan untuk tujuan yang baik, drivernya adalah nafsu negatif. Buat pelaku kejahatan lingkungan selain membunuh kehidupan demi kantongnya, sebenarnya ia juga membunuh kemanusiaan yang ada dalam dirinya.

Agama-agama mengajarkan bahwa hidup tidak boleh diperbudak keinginan. Bang haji tanya, " kenapa yang enak-enak justru yang dilarang? Mungkin jawabannya karena manusia utama adalah manusia yang mampu hidup secukupnya dan tidak menjadi budak apapun/siapapun, kemuliaannya terletak pada apa yang disumbangkan untuk kehidupan dan peradaban.

Selamat hari raya Iedul Adha, semoga Qurban kita adalah untuk hal yang utama, ridho Allah SWT dan kemanusiaan bukan karena malu sama tetangga yang qurban atau buat pamer dan riya.

Garing...

Tebak-tebakan..
Q : Pohon, pohon apa yang banci???
A : Pohon Nyiur...karena nyiur melambai..

Kepiting Tarakan

Anda suka kepiting? Saya baru setahun ini suka. Di Jakarta hidangan berbahan dasar kepiting banyak dijual tapi harganya cukup mahal buat saya, jadi saya tidak pernah melirik nya di daftar menu. Tidak heran karena harga kepiting mentah di sebuah hypermarket di Depok sampai Rp 50,000/kg.
Di Tarakan ceritanya berbeda, dengan kondisi lingkungan yang cocok buat kepiting karena masih banyak hutan bakau, tambak pasang surut dan populasi penduduk yang belum padat membuat Tarakan menjadi daerah penghasil kepiting yang cukup dikenal. Di pasar-pasar tradisional seperti pasar Beringin atau Gusher harga sekilo nya cuma Rp 6,000 s/d Rp 12, 000 tergantung ukuran, kalau kondisinya prima mungkin bisa lebih.
Sebenarnya kepiting bukanlah komoditi yang dibudidayakan, para petambak udang bahkan menganggapnya hama yang harus diburu karena selain menjadi musuh alami udang, kepiting, bandeng, dan ikan-ikan lain yang terjebak waktu air pasang masuk ke tambak menyebabkan pakan udang yang diberikan menjadi lebih boros. Di Tambak kepiting tidak ada harganya.

Kalau sudah kenal baik dengan pemilik tambak/penjaga tambak ditambah gula, kopi sekedarnya , kita bisa menangkapnya sendiri dengan perangkap kepiting dengan umpan daging ikan, atau binatang kecil. Perangkap ditenggelamkan sore-sore, baru besok nya diambil. Kalau beruntung satu perangkap bisa menampung 5-6 ekor kepiting besar. Perangkap dipasang disekeliling tambak, kalau kita pasang 10 perangkap kita bisa mengumpulkan kepiting lebih dari 20 kilo. Dan sungguh, kepiting yang dimasak segera setelah ditangkap jauh jauh lebih enak dari pada yang sudah berhari-hari dipenjualnya.
Kalau di Jakarta kepiting nya dari mana ya? saya jarang melihat yang besar-besar dijual.



Kamis, 06 Desember 2007

Topi keren

Sebagai orang tua sadar atau tidak sadar kita sering sok, menganggap bahwa barang branded akan selalu tampak bagus dipakai anak-anak kita, dan brand itu hampir pasti berhubungan erat dengan harga. Secara tidak langsung kita mendidik mereka kalau bagus=branded=mahal.

Anak saya yang besar jarang mau pakai topi walau sudah dibelikan yang bagus (bagus menurut orang tua). Suatu hari pulang dari apotik turun gerimis, karena tidak ada payung di mobil, saya pakaikan tas kresek apotik di kepala nya dan jaket saya dibadannya. Mungkin dia menganggap topi barunya itu cool luarbiasa, dia menolak melepas kupluk plastik itu. Anak-anak ternyata punya sense of being cool nya sendiri. Kita mesti menghormati pendapatnya itu.

Tapi ngomong-ngomong main kantong plastik buat anak kecil itu bahaya, apalagi kalau tidak diawasi orang dewasa.

Rabu, 05 Desember 2007

Kepala Klan


Seminggu sebelum Fakhran lahir...

Kumala

Kurang dari satu tahun dibutuhkan sejak pertama kami ketemu sampai menikah, kami dipertemukan M34 bulan Februari 2003 nikah bulan Desember 2003, kok bisa ya, padahal saya biasa pulang pergi kantor jalan kaki, tapi hari itu naik angkot mau beli keyboard di kalibata, ini juga misteri kenapa saya beli keyboard di kalibata dan bukan di ambassador misalnya. Anyway, sebenarnya rencana nikah nya bulan Februari 2004 karena dapat gedungnya tanggal 28 Februari 2004, tapi kemudian akadnya diputuskan dipercepat jadi Sabtu 21 Desember 2004 (waktu akad saya pakai kaus kaki bermotif tulisan "wednesday" yang langsung jadi bahan celaan kawan-kawan saat itu juga). Alasan akad nya dipercepat sebenarnya lucu, tahun 2003 entah apa alasannya kantor saya kasih reward boleh menginap dimana saja di wilayah Indonesia bersama keluarga dan semua pengeluaran ditanggung kantor tapi compliment ini hanya berlaku tahun 2003, kalau gak dipakai di tahun itu hangus. Jadilah tanggal 21 Desember 2003 pagi saya sudah punya keluarga baru

Farhat


Farhat lahir di Hermina depok 29 Maret 2007, nama lengkapnya Muhammad Farhat Wibowo maksudnya supaya bisa meneladani nabi dan menularkan keceriaan disekitarnya.

Tampilan eksterior mirip papa nya, rambut keriting, kulit gelap dan cengegesan. Farhat suka aktifitas luar ruang, hobinya main bola dan main sepeda, tapi karena belum dibelikan sepeda, tetangga saya menghibahkan sepeda anaknya ke Farhat. Malu juga sih tapi cari sepeda yang bagus dan aman buat anak 2 tahun memang agak susah. Di rumah eyangnya dia punya motor-motoran yang batere nya rechargeable, kalau di sana enak rumahnya luas jadi bisa main motor-motoran di halaman rumah. Ada satu lagi kesukaannya yang kata dokter harus di rem, Farhat suka sekali makan apa saja. Waktu masih kecil sekali pernah ia kedapatan makan rumput di halaman.

Fakhran


Anggota termuda clan saya ini lahir di Hermina Depok 27 Agustus 2006, punya teriakan paling keras di rumah dan berbakat keras kepala. kami namakan Muhammad Fakhran Asshidiqa Wibowo dengan harapan teguh mengikuti teladan nabi menegakkan kebenaran dan menjadi kebanggaan semua. Fakhran kata orang mirip mama nya. Ada ketakutan kalau dia tidak bisa dekat dengan saya karena umur sebulan sudah saya tinggal. Untunglah setiap saya pulang ke Depok senyumnya langsung melebar dan tangannya mengembang menyambut kedatangan saya. Mudah-mudahan saya nggak lama-lama berpisah dengan nya.

Selasa, 04 Desember 2007

Harga barang, akses, distribusi

Buat saya yang seumur-umur di Jakarta, hal pertama yang buat saya kaget waktu tinggal di Tarakan adalah harga-harga barang. Saya tahu dari jaman SD harga produk ditentukan oleh banyak komponen salah satu nya biaya distribusi, waktu kecil saya saya ikut ibu saya ke pasar untuk beli barang kelontong untuk dijual kembali di warung, saya tahu biaya becak atau bajaj harus masuk ke harga barang-barang di warung ibu saya. Tapi merasakan efek biaya distribusi yang signifikan ke dompet sendiri ya baru sekarang. Untuk minum harga air mineral satu gallon Rp. 27-28 ribu, beras kualitas sedang yang di Jawa Rp 6-7 ribu di sini bisa Rp 10 ribuan, wortel sebatang Rp 8000, semangka sebiji Rp 40,000 dst.

Kalau mau ke luar Tarakan pakai pesawat ke Balikpapan yang cuma 50 menit biayanya sampai Rp 800 ribuan. Kalau mau murah pakai kapal laut dengan semua konsekuensinya. Bukan maksud saya untuk mengeluh, sebenarnya saya cuma kaget saja waktu makan nasi pecel sama ayam sepotong di warung bisa habis Rp 20 ribuan, dan kalau pakai ayam kampung harganya dobel. Yang murah di Tarakan adalah hasil laut dan tambak, harganya bisa sepertiga atau bahkan seperempat harga di hypermarket di jakarta dengan kondisi yang jauh lebih baik.

Kalau begini saya jadi mikir bagaimana dengan saudara-saudara kita di ujung-ujung Indonesia lainnya , di punggung-punggung pegunungan di Papua, di pulau-pulau yang dilalui kapal sebulan sekali, di pelosok-pelosok yang belum ada jalan aspal. Saya masih beruntung.

Bagaimana ini, harga crude kalau naik sedikit lagi tembus 100 USD/barrel, politisi pusat dan daerah masih banyak yang asik sendiri. Di TV sore ini JK bilang bensin premium akan dibatasi tanpa merugikan rakyat kecil. Bagaimana caranya? cara itu bisa di nomer dua kan yang penting tujuannya. Kedengarannya agak fascistic ya?

Tentang buku dan membaca

Setahun ini saya membeli buku lebih banyak dari sebelumnya, mau buat kolam ikan beli bukunya, mau bikin kebun cabe beli bukunya, mau masak sendiri karena jadi anak kos di Tarakan beli buku nya, mau renovasi rumah beli bukunya. Setelah beli buku-buku itu sampai sekarang belum ada rencana yang kesampaian. Nggak apa-apa suatu hari nanti mungkin berguna paling tidak bisa buat perpustakaan di rumah.

Tapi alasan utama beli buku akhir-akhir ini sebenarnya karena saya takut terbang naik pesawat, nggak sampai semacam phobia memang, tapi kondisi dunia penerbangan kita dan cuaca buruk akhir-akhir ini membuat saya cemas. Buku bisa mengalihkan rasa cemas saya kalau take off, landing dan waktu digoncang turbulence.

Setahun ini saya sering kali bolak-balik Jakarta-Tarakan, mungkin sebulan bisa 2 kali, keluarga di Depok sedang saya kerja di pulau kecil ini. Sulit? ya, karena itu saya tidak meminta anak istri saya ikut pindah, hidup mereka jauh lebih mudah di Depok.

Waktu SD buku-buku di perpustakaan jauh lebih menarik daripada belajar di kelas, main bola juga. Kalau kedua anak saya sudah bisa baca saya, ingin mereka menemukan dunia yang mengasyikkan dari buku-buku seperti pengalaman masa kecil saya.

Kemarin waktu saya telepon istri, dia bilang " Pa, kalau beli buku jangan dibawa pulang ke rumah (depok) ya, bukunya habis tuh dirobek-robek Fahat (anak saya). Saya pikir biarlah, merobek-robek buku dan majalah buat anak umur 2 tahun mungkin mengasyikkan juga.

Posting pertama

Kenapa saya buat blog? tadi nya sih saya pikir tidak terlalu penting buat saya untuk buat blog, itulah mengapa saya agak terlambat dibanding beberapa kawan. Saya pikir memulai sebuah blog itu mudah tapi untuk terus-menerus meng-update isinya bukan perkara gampang. Saya pernah hobi ikan hias, waktu awal-awal nya semangat banget tapi cuma bertahan beberapa bulan, ikan nya jadi hidup sengsara, dari pada dosa saya buang ke selokan. Tennis juga, koleksi barang juga. Blogging bagaimana? Kalau manfaatnya banyak pasti nasibnya berbeda.

Sebenarnya sudah lama juga pengen buat, bertahun-tahun cuma baca punya orang, perjalanan waktu agaknya telah membantah kata-kata KRMT RS, memang sih agak telat, tapi kalau saya mulai sekarang sepertinya saya lebih dulu mulai dari sang "pakar", bayangkan itu!! hahahaha..
Anyway, mumpung gak banyak kerjaan (ini juga salah satu alasan nggak nge-blog) ujug-ujug saya pengen mulai nge-blog. Pertama jelek biarin..seterusnya jelek yah biarin..