Jumat, 07 Desember 2007

Kepiting Tarakan

Anda suka kepiting? Saya baru setahun ini suka. Di Jakarta hidangan berbahan dasar kepiting banyak dijual tapi harganya cukup mahal buat saya, jadi saya tidak pernah melirik nya di daftar menu. Tidak heran karena harga kepiting mentah di sebuah hypermarket di Depok sampai Rp 50,000/kg.
Di Tarakan ceritanya berbeda, dengan kondisi lingkungan yang cocok buat kepiting karena masih banyak hutan bakau, tambak pasang surut dan populasi penduduk yang belum padat membuat Tarakan menjadi daerah penghasil kepiting yang cukup dikenal. Di pasar-pasar tradisional seperti pasar Beringin atau Gusher harga sekilo nya cuma Rp 6,000 s/d Rp 12, 000 tergantung ukuran, kalau kondisinya prima mungkin bisa lebih.
Sebenarnya kepiting bukanlah komoditi yang dibudidayakan, para petambak udang bahkan menganggapnya hama yang harus diburu karena selain menjadi musuh alami udang, kepiting, bandeng, dan ikan-ikan lain yang terjebak waktu air pasang masuk ke tambak menyebabkan pakan udang yang diberikan menjadi lebih boros. Di Tambak kepiting tidak ada harganya.

Kalau sudah kenal baik dengan pemilik tambak/penjaga tambak ditambah gula, kopi sekedarnya , kita bisa menangkapnya sendiri dengan perangkap kepiting dengan umpan daging ikan, atau binatang kecil. Perangkap ditenggelamkan sore-sore, baru besok nya diambil. Kalau beruntung satu perangkap bisa menampung 5-6 ekor kepiting besar. Perangkap dipasang disekeliling tambak, kalau kita pasang 10 perangkap kita bisa mengumpulkan kepiting lebih dari 20 kilo. Dan sungguh, kepiting yang dimasak segera setelah ditangkap jauh jauh lebih enak dari pada yang sudah berhari-hari dipenjualnya.
Kalau di Jakarta kepiting nya dari mana ya? saya jarang melihat yang besar-besar dijual.