Jumat, 11 Januari 2008

Perilaku makan dan kemerdekaan bereksplorasi.

Saya sudah pernah post sebelumnya kalau Farhat adalah pemakan ulung, kapan saja dimana saja hampir segala makanan kecuali yang pedas dimakan dengan semangat. Saya pernah terpaksa ke mall jam 8 pagi cuma untuk menunjukkan kalau toko donat favoritnya belum buka, tapi ia dengan sabar menunggu mall nya buka jam 9. Toko donatnya sendiri baru siap setengah jam sesudahnya. Nggak heran umur 2 1/2 tahun beratnya sudah 22 kilo.

Fakhran adiknya berbeda, waktu makan diwarnai dengan teriakan dan kadang-kadang tangisan, perang di waktu makan itu bisa berlangsung lebih dari satu jam. sekarang umurnya 1 tahun 4 bulan dan kakaknya terlihat bagai raksasa kalau didekatnya.

Urusan memegang botol susu sendiripun berbeda, Fakhran umur setahun baru mau memegang botol sendiri sedang kakak nya umur 6 bulan sudah mau. Apa yang membuat perilaku mereka sangat berbeda? padahal perlakuan kami orang tuanya sama saja. Saya duga mungkin cara memberi makannya berbeda. Sang kakak tidak pernah makan sambil digendong sejak ia bisa duduk sendiri. Adiknya kadang-kadang digendong pengasuhnya apalagi kalau lagi jelek moodnya.

Mungkin nasihat ibu Anita Lie Ed. D di buku yang saya baca bisa menjelaskan hal ini, "Biarkan anak bereksplorasi waktu makan". Anak mempunyai kebutuhan untuk bereksplorasi dengan makanannya dengan menyentuh, melihat warna-warni makanan, merasakan tekstur dan mengecap rasa makanannya. Memang berantakan dan waktu makan jadi molor tetapi ia belajar (gak kotor ya gak belajar seperti kata iklan detergen). Menurut bu Anita kesalahan pengasuhan anak yang sering terjadi adalah pengekangan kemerdekaan anak sejak dini demi pemenuhan kebutuhan fisik. Sekarang semuanya jadi masuk akal buat saya kenapa mereka jadi berbeda, mudah-mudahan belum terlambat. Btw judul bukunya "101 cara menumbuhkan kecerdasan anak"-elex media komputindo. bukunya tipis dan praktikal.

Tips yang mungkin berguna :

  1. Sediakan kursi bayi dan gunakan sejak ia bisa duduk sendiri dan kalau bisa makan bersama-sama dengan anggota keluarga lain.
  2. Biarkan ia memegang dan mengecap makanannya sendiri
  3. Berikan pujian kalau ia bisa makan dengan rapi, kalau harus melarang sesuatu lakukan dengan mimik serius.